Selasa, 13 Maret 2012

Pembinaan dan Pengembangan Daerah Wisata :Ecotourism dan keseimbangannya dalam penjelasan teknik pemanduan wisata

Studi Kasus Pembinaan dan Pengembangan Daerah Wisata :Ecotourism dan keseimbangannya dalam penjelasan teknik pemanduan wisata

Segarnya udara pegunungan dan hijaunya hutan belantara, menarik banyak perhatian kita akan rasa keingintahuan berbagai potensi yang terdapat dibalik kemegahan alam tersebut. Gesekan ranting-ranting pohon yang tertiup angin lembah dan riuh rendahnya kicauan burung-burung liar menjadikan suatu simponi keindahan tersendiri sebagai suatu daya tarik dalam mengusung kegiatan ekowisata[ecotourism]. Perjalanan kita kali ini adalah mengamati tentang obyek wisata curug seribu dan Pemandian Sumber Air Panas Gn. Salak Endah di daerah Gunung Bunder-Bogor, tepatnya di kaki Gunung Salak Jawa Barat.

Melewati kawasan daerah Wisata Taman Nasional Gn. Salak, diiringi oleh gerimis hujan pegunungan (hujan orografis), kelompok studi wisata alam Univ. Negeri Jakarta (Parwis.05) berjalan dengan hati-hati meniti jalan kecil menuju obyek wisata Sumber air panas Gunung Salak Endah. Daerah yang dilewati menuruni tangga yang merupakan fasilitas yang disediakan oleh pengelola pemda setempat, dan akhirnya setelah berjalan selama 30 menit sampailah di obyek pemandian sumber air panas tersebut. Berbagai karakterististik alam sepanjang perjalanan tersebut dapatlah dijelaskan dan diinformasikan kepada wisatawan sehingga dengan demikian mereka akan tertarik dan tidak terlalu lelah menuju obyek wisata tersebut.

Sumber air panas Gn. Salak Endah, merupakan salah satu obyek wisata alam yang ditawarkan oleh pemda setempat di lingkungan kawasan wisata Taman Nasional Gunung Salak, Secara vulkanologi dan geologi, adanya sumber air panas tersebut dikarenakan adanya kontaminasi sumber mata air artesis dengan panasnya temperatur suhu di dapur magma dari gunung Salak, dengan demikian air yang keluar dari mata air memiliki suhu yang panas, sementara itu kondisi lapisan struktur batuan di sumber air panas tersebut telah mengalami dislokasi wilayah (berubah posisi) akibat dari erupsi gunung Salak beberapa tahun lalu, sehingga daerah tersebut berpadu posisi dengan mineral-mineral (belerang/sulfur) dari dalam bumi. Jadi akhirnya air panas yang keluar ke permukaan bumi terasa panas dan mengandung zat mineral belerang.

Keadaan flora di sekitar taman nasional Gn. Salak dapatlah disimpulkan bahwa kawasan daerah tersebut termasuk jenis hutan hujan tropis, dengan tingkat curah hujan yang tinggi tiap tahunnya, kondisi floranya diselimuti oleh tumbuhan kanopi yang dicirikan berdaun lebar, pinus, albasia, meranti serta memiliki ketinggian lebih dari 15 meter. Di dalam hutan tersebut banyak ditemui juga tumbuhan pakis, anggrek hutan, dan sejenis pandan hutan yang berduri. dibeberapa sisi juga terdapat daerah-daerah yang agak lembap dikarenakan oleh kurangnya sinar matahari sehingga banyak ditumbuhi oleh tumbuhan lumut. Taman Nasional Gunung Salak mungkin adalah salah satu suaka di Indonesia yang paling dikenal dan paling sering dikunjungi orang, sama seperti Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Cibodas Jawa Barat. Meskipun ia juga merupakan tempat perlindungan beberapa satwa langka seperti wau-wau kelabu, fungsi utamanya yang dikenal adalah untuk melindungi kehidupan tumbuhan.

Perjalanan selanjutnya adalah menuju obyek alam yang tak kalah menakjubkan, yakni air terjun Curug Seribu. Perjalanan diawali melalui jalan setapak meniti daerah-daerah hutan hujan tropis. Pada 1 kilometer pertama masih dijumpai tempat tinggal masyarakat, warung-warung kecil yang menyediakan berbagai makanan dan minuman ringan serta rumah-rumah yang disewakan unyuk para wisatawan yang akan berkunjung ke daerah sana. Setelah itu kita mulai memasuki jalan setapak yang mendaki dan mengecil, dengan diiringi oleh gerimis hujan pegunungan, kami terus menyusuri jalan tersebut sampai kurang lebihnya satu jam. Panorama yang dilihat pada saat melewati kawasan hutan tersebut sangatlah indah dan keheningan alam sangat terasa sekali. Selain jalan mendaki, kita juga harus melewati trek jalan yang berundak-undak dengan kondisi yang agak licin. Perlu kehati-hatian, karena kalau tidak anda akan jatuh terjerembab. Sebelum mencapai Curug Seribu disepanjang perjalanan anda akan menjumpai beberapa curug kecil, dan pada saat mencapai Curug Seribu anda akan merasa takjub, bahwa kita sangatlah kecil dibandingkan dengan kebesaran alam ciptaan Sang Kuasa... Percikan air yang begitu berhamburan menerpa muka kita, sampai-sampai kamera pun tidak luput dari serpihan-serpihan air terjun yang terbawa oleh angin di sekitar area curug Seribu. Sebagai tambahan, perhatikan kondisi volume air terjun, karena takutnya di hulu sungai terjadi hujan lokal sehingga mengakibatkan banjir bandang dan akan membahayakan para pengunjung atau wisatawan yang sedang berada di sungai di bawah aliran air terjun tersebut.
  1. Bagaimanakah cara mengembangkan daerah wisata saat ini dengan keadaan indonesia yang sekarang ini selalu mengalami bencana alam seperti banjir dan longsor di beberapa daerah?
  2. Apa tujuan dari perluasan daerah tujuan wisata? 
  3. Taman Nasional Gunung Salak adalah salah satu suaka di Indonesia, sama seperti Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Cibodas Jawa Barat, tetapi kebanyakan orang lebih memilih Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Cibodas. 
  4. Apakah Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Cibodas mempunyai kelebihan dariTaman Nasional Gunung Salak
  5. Bagaimana cara mengembangkan daerah Taman Nasional Gunung Salak pada saat kondisi seperti ini yg dimana sering terjadi bencana alam 
  6. Bagaimana peran masyarakat dan pemda setempat dalam mengembangkan daerah Taman Nasional Gunung Salak untuk kedepannya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar