Kamis, 28 Februari 2013

OUTLINE PAPER



KERANGKA TULISAN ILMIAH 
1.        Tulisan ilmiah tersusun dalam 3 (tiga)  bagian:
a.         Bagian Awal
b.         Bagiab inti tulisan ilmiah
c.         Bagian Akhir

2.      Bagian Awal
a.    Judul
Judul ditulis dengan huruf besar semua (Times New Roman, ukuran 12). Dalam menulis judul tulisan ilmiah tidak dibenarkan menyingkat kata dan akhir kalimat judul tidak perlu menggunakan titik atau tanda lainnya. Bila judul lebih dari satu baris, susunan berbetuk piramida terbalik dengan jarak satu  spasi.
a.         Nama Penulis
b.         Bentuk huruf dengan menggunakan times new roman ukuran 12
c.         Kertas untuk tulisan ilmiah menggunakan ukuran A4 dengan Berat 80 gram

3.      Bagian Inti Tulisan Ilmiah
a.         Pendahuluan
Pendahuluan merupakan gambaran dari latar belakang pembahasan atau permasalahan dan dijabarkan dalam pokok penulisan sebagai berikut:
1)   Latar Belakang Masalah
Berisi penjelasan tentang latar belang permasalahan yang akan dibahas, belakang permasalahan yang akan dibahas 
2)   Identifikasi Masalah
Berisi tentang sejumla nasabah
b.         Landasan Teori/Kajian Teori
Landasan Teori bertujuan untuk mengidentifikasi teori-teori yang ada kaitanya dengan variabel yang diteliti. Landasan Teori merupakan konsepsi dasar yang harus dipergunakan dalam melakukan penulisan karya ilmiah, karena  dipergunakan sebagai landasan dalam pembahasan. Landasan Teori yang dapat diperoleh dari berbagai macam referensi seperti buku, jurnal dan referensi lainnya.

c.         Pembahasan
Berisi tentang uraian penulisan permasalahan yang diketemukan berdasarkan teori kaitannya dengan kenyataan.

d.        Penutup   
Penutup dalam tulisan ilmiah memuat kesimpulan dan atau saran-saran secara singkat dan jelas. Kesimpulan berisi tentang rumusan hasil dari masing-masing variable. Sedangkan saran berisi tentang masukan-masukan untuk perbaikan, peningkatan dan pengembangan.


4.             Bagian Akhir Tulisan Ilmiah
a.              Daftar Pustaka
Disusun menurut abjad, daftar pustaka sebagai sumber bahan atau referensi yang dipergunakan dalam tulisan ilmiah. Daftar Pustaka diperoleh dari sumber yang dipublikasikan seperti buku, jurnal ilmiah, majalah, lembaran negara, surat kabar dan skripsi.

Contoh:
Baharudin,Drs, Metede Penulisan Skripsi dan Teks, Penerbit Angkasa, Bandung, 1974.

b.             Tabel
Pembuatan Tabel,
1)   Nomor tabel dan judul tabel ditempatkan di tengah dan simetris kiri kanan.
2)   Nomor tabel dituliskan menggunakan angka. (bukan angka romawi)
3)   Judul tabel menggunakan huruf besar pada setiap awal kata dan dibuat satu spasi. Jika judul tabel lebih dari satu baris disusun berbentuk piramida terbalik.
4)   Penempatan tabel langsung pada teks kecuali halaman tidak mencukupi maka tabel di tempatkan pada halaman berikutnya.
5)   Tabel yang menggunakan empat kolom tidak perlu memakai garis lajur.

Contoh:
Tabel 1
Daftar Kunjungan Wisata ke Propinsi Bali
Tahun 2008-2012
No
Tahun
Wisatawan
Jumlah (per-orang)
Keterangan (Rp)
1
2008
Jepang
750

2
2009
Singapura
1.500

3
2010
USA
1.200

4
2011
Belanda
900

5
2012
Jepang
1.600

Sumber: Ditjen Pariwisata, 2012
Ketentuan Pembuatan Tabel:
1)   Tabel yang lebar dibuat dengan format Lanscape, apabila ukuran tabel dan kertas yang dipergunakan besar dapat dilipat sesuai dengan ukuran halaman tulisan ilmiah.
2)   Diakhir pembuatan tabel harus menuliskan sumber tabel.

c.       Daftar Gambar
                        Ketentuan-ketentuan menuliskan daftar gambar sama halnya dengan ketentuan daftar tabel.

Jumat, 25 Januari 2013

JANGAN JUAL MURAH BALI



Awal mula MICE di Indonesia
Industri MICE mulai dikenal di Indonesia sejak Pak Joop Ave menjabat sebagai Menteri Telekomunikasi Pos dan Pariwisata. Beliaulah yang menghidupkan MICE dan juga mendorong para pengusaha mendirikan Convention Center (menurut Susilowati Saud, Presiden Direktur Pacto Convex)

Sebenarnya Seberapa Bagus Bisnis PCO?
Sangat bagus, MICE itu terus berkembang, lihatkah Bali, disana sekarang ini selalu penuh acara konferensi, baik besar maupun kecil. Mencari tempat di Bali sekarang ini agak susah, selalu penuh. Itu tanda bisnis ini selalu bagus. Soal kirisis BBM tidak terlalu berpengaruh, soalnya ini kondisi global. Prinsip sederhana saja, selama bisnis berjalan, MICE terus hidup. Orang butuh melakukan pertemuan bisnis, apalagi orang yang sudah bosan konferensi di Eropa, mereka mulai melirik Asia.

Anda menangani banyak, Bidding apa kiatnya?
Itu rahasia saya dong..yang penting siap dengan SDM yang ada, Saya pernah ngomong sama pemerintah, dari pada berpergian keluar negeri seperti roadshow yang kadang tidak jelas itu, lebih baik pemerintah membantu PCO-PCO untuk ikut bidding internasional supaya Indonesia bisa menjadi tuan rumah. Terus terang, peluang saya memenangi bidding itu 60:40. Kalau saya kalah, uang saya tidak kembali. Kalau menang, biaya saya itu masukkan ke anggaran pelaksanaan. Kalau ada subsidi dari pemerintah itu bisa sangat membantu.

Berapa Biaya Yang dibutuhkan untuk mengikuti Bidding?

Kami berangkat minimum 4 orang, dua dari panitia dan dua dari Pacto. Ditambah biaya persiapan untuk bahan-bahan presentasi bidding, kami memerlukan dana 100-150 juta rupiah. Biasanya saya mencari sponsor, kalau tak dapat ya memakai uang Pacto. Asosiasi kadang-kadang tidak punya biaya dan kadang-kadang punya.
Ada lagi satu masalah, asosiasi tidak punya keberanian karena tidak banyak informasi seputar bidding, jadi mereka ragu untuk mengeluarkan duit.

Dalam Bidding apa saja yang dinilai?

Pertama, dilihat dari faktor keamanan negaranya. Ini menyangkut kestabilan ekonomi, keamanan dan politik. Kemudia akses ke tempat itu susah apa tidak. Lalu, masalah infrastruktur, venue dan lain-lain. Ujung-ujungnya harga: berapa yang harus dikeluarkan andai konferensi diselenggarakan  di Indonesia. Namun, kalau lawan yang dihadapi Thailand, kami sering kalah. Thailand suka banting harga, terutama tarif hotel. Kalau Taiwan pemerintahnya pasti ikut. Misalnya ada komitmen kalo PCO Taiwan menang, pemerintah akan mengurangi pajaknya. Di Indonesia harus berjuang sendiri dari awal sampai akhir.

Secara ringkas apa saja yang terpenting diterangkan ketika presentasi dalam bidding?

Akses, kemudian daily movement airport, akomodasi dan infrastruktur. Dan yang terpenting kesiapan kami, semua bisa dan ada sumber daya manusianya.


Kalau diringkas lagi yang paling menentukan dan sering menjadi kendala apa saja?

Daily movement airport yang jadi tolak ukur. Kalau banyak penerbangan  masuk kesatu wilayah berarti tempat tersebut sudah oke. Tidak mungkin orang datang kalau infrastruktur tidak memadai.
Anda menyebut Thailand dan Taiwan sebagai saingan, bagaimana dengan Malaysia dan Singapura?
Saat ini orang sudah bosan dengana Singapura. Lagi pula harga di Singapura sudah mahal. Belum lagi negara pulau ini selalu ramai, susah mencari kamar. Jadi, Singapura bukan rendah kualitasnya, melainkan karena sudah berhasil, maka bukan saingan. Ibarat ember sudah penuh, tidak perlu ditambah air.
Kalau Malaysia, apa yang dapat mereka tonjolkan? Diadu sama Bali saja akan kalah. Saya sering menang lawan PCO mereka. Tetapi menang, akses mereka jauh lebih baik, sekarang semua airlines sudah masuk kesana. Sekarang ini yang berat bersaing dengan Thailand, Taiwan dan Korea (Selatan). Saya sudah kalah 3-4 kali bersaing dengan Korea.

Dan, sering kalah karena harga?

Dalam bidding, kalau semua sudah oke pasti ujung-ujungnya angka. Kalau selisih harga yang ditawarkan antara konferensi di salah satu kota di Korea dan kami menawarkan tempat konferensi di Bali tipis, orang masing memilih Bali. Tapi, jika harga Korea jauh lebih miring, dua kali lipat lebih murah misalnya, sudah pasti Korea menang.

Anda tak ikut banting harga?

Kami selalu berusaha jaga harga pasar Bali. Jangan jual Bali murahlah, justru kalo bisa naikkan harga Bali sebagai destinasi mahal. Jangan lupa jual Bali sebagai mass market, itu bisa buat harga Bali jatuh. Nah, climate change conference kemarin mengangkat harga dan pasar Bali.

Bisa diceritakan singkat proses bidding?

Biasanya sebelum bidding kami ajukan proposal kepada ketua asosiasi. Mereka biasanya memiliki manual bidding. Manual Bidding itu prosedur yang harus kami penuhi. Disitu ada info soal gedung dan sebagainya. Lalu kami daftarkan itu semua. Nanti kalo mereka tertarik mereka akan memanggil untuk presentasi. Di dalam presentasi, kami harus buktikan kalau destinasi itu siap. Kalau kami sudah diterima untuk presentasi berarti kami sudah memiliki nilai bagus, punya kesempatan menang.

Seberapa perlu lobi untuk memenangi tender?

Perlu, saya pernah bilang ke pak Jero Wacik (Mantan Menteri Pariwisata) pak sekali-kali bapak menemani kami kalau lagi bidding, dong,. Terkadang negara lain kalo lagi bidding suka membawa menteri atau setidaknya pejabat eselon. Sementara kami? Boro-boro! Duta besar Indonesia di negara tempat bidding saja kalau dimintai tolong susah, tidak pernah datang. Padahal kadang-kadang kami memang perlu dukungan pemerintah.

Fungsi Pemerintah dalam Bidding?

Ikut memberikan jaminan keamanan
Menurut anda untuk menetralisir berita miring tentang Indonesia apa yang harus dilakukan?
Berita-berita  itu jangan ditangkis, kita tak boleh defensif. Dalam ilmu marketing itu tidak benar. Kalau ditangkis, justru berita miring makin seru, apalagi informasi sudah makin terbuka. Mungkin yang bisa dan harus kita lakukan adalah memberi klarifikasi secara terbuka dengan data dan fakta sebenarnya. Jadi kalo ada sesuatu yang terjadi, secepatnya pemerintah memberi klarifikasi, bukan lalu bersikap defensif. Berbahaya bila penjelasan tak sesuai kenyataan telivisi CNN kan menyiarkan peristiwa sebenarnya.

Untuk Destinasi, selain Bali mana lagi yang bisa dijual?

Jakarta itu pasti, hanya kalau di Jakarta tekanan politik tinggi dan lalu lintas macet. Umumnya orang malas menghindari konferensi di Kota Metropolitan. Namun, di Indonesia baru Bali dan Jakarta yang bisa menampung sampai 10.000 peserta konferensi. Hanya saja akhirnya kembali lagi kepada akses. Walaupun ada convention center yang besar, bisa menampung 5.000, tapi kalau akses ketempat itu susah, sama saja bohong?

Pernah melakukan semacam otokritik setelah kalah bidding?

Begini 40% kekalahan saya kebanyakan ketika berhadapan dengan Korea, Thailand dan Taiwan. Pemerintahnya sangat mendukung PCO. Pemerintah memberi insentif kepada PCO yang melakukan Bidding. Faktor kedua yang membuat saya kalah soal bom. Ketika saya lagi presentasi dalam bidding di San Francisco tiba-tiba terdengan berita bom di JW Marriot. Ya, tak mungkinlah saya menang. Namun, setelah climate change conference sukses, citra industri MICE di Indonesia bagus, Konferensi yang dihadiri 14 ribu peserta itu lancar.

Cobalah anda berikan, ulasan detail tentang artikel ini!

Rabu, 16 Januari 2013

PERECANAAN KAWASAN WISATA NEGERI IMPIAN



“Negeri Khayal” memiliki potensi pariwisata yang beragam, dari keindahan alam, adat istiadat dan keramah tamahan penduduknya hingga kesiapan sarana dan prasarana pendukungnya. Melihat potensi tersebut pemerintah setempat mengundang konsultan terkondang dari “Negeri Impian” untuk merencanakan pariwisata di kawasan tersebut. Singkat kata konsultan menyelesaikan tugas perencanaan dengan baik. Seiring perjalanan waktu, dalam pelaksanaannya penguasa setempat sering kali mengintervensi perencanaan yang sudah dibuat. Kawasan yang mestinya dikonservasi dirubahnya menjadi kawasan villa mewah. Permukiman tradisional digusurnya menjadi “amenity core” dengan argumentasi antara lain bahwa hal ini dapat mendongkrak pemasukan “fulus” ke kas daerah.
Suatu saat anda diundang oleh “Universitas Halusinasi” untuk menjadi nara sumber dalam seminar akademis untuk membahas fenomena tersebut diatas dari sudut pandang “Perencanaan Pariwisata”
Coba paparkan materi apa yang anda akan paparkan menyikapi fenomena tersebut di atas (tentunya menggunakan pendekatan ilmiah utamanya teori-teori perencanaan yang telah didapatkan)